"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini,
supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang
Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1 Tawarikh
17:27)
Keluarga merupakan lembaga yang
fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat anak-anak yang
dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat paling
kecil tetapi paling penting. Tetapi, kata keluarga terlalu banyak
dipakai oleh berbagai orang dari berbagai kelompok sehingga menjadi
hilang makna yang sesungguhnya. Sebuah film yang berjudul “The
Godfather”, Vito Corleone menggambarkan kelompok pembunuh berdarah
dingin yang ia pimpin sebagai keluarga. Begitu juga dengan
kelompok-kelompok yang lain, entah bertujuan baik atau buruk, menamakan
para pengikut mereka sebagai keluarga. Bahkan dibanyak gereja kita
sering mendengar atau menyanyikan nyanyian tentang persekutuan umat
Allah sebagai “keluarga Allah”. Lalu, apakah dimaksud dengan keluarga
itu?
Pengertian Keluarga Kristen
Keluarga
adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang
disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Keluarga pertama di
dunia ini dibentuk oleh Allah sendiri yakni keluarga Adam Kejadian
1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel;
Hawa sebagai istri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan
Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama
yang dibentuk oleh Allah. Selain keluarga kecil atau keluarga inti, ada
juga yang disebut keluarga besar, yaitu persekutuan hidup antara ayah,
ibu, dan anak-anak serta kakek, nenek, paman dan bibi, dan lain-lain.
Mereka beresal dari hubungan keluarga (kekerabatan) ayah maupun keluarga
(kekerabatan) ibu.
Keluarga Kristen adalah persekutuan
hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen
artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan
ajaran-ajaran Kristus.
Pentingnya Keluarga
Dr.
Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the House? memberi
gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
1.
Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar
Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan
tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang
kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus.
2.
Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga
setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di
dalam keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
3.
Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai
kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup
yang kita rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan
perlindungan.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer
nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan saling
belajar hal yang baik.
5. Keluarga merupakan tempat munculnya
permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak
menghadapi permasalahan hidup. Seringkali permasalahan muncul secara
tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi
anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan
Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat
menyelesaikan semua permasalahan.
Hubungan, Kebersamaan, dan Tanggung Jawab dalam Keluarga
Bagaimanakah
bentuk hubungan dalam keluarga? Bagimanakah bentuk hubungan antara
suami dan istri, orang tua dengan anak, dan anak dengan orang tua? Untuk
mengetahui bentuk hubungan ini dapat dilihat dalam Efesus 5:22-23;
6:1-4; Kolose 3:18-21. Berdasarkan ayat-ayat tersebut bentuk hubungan
dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Suami mengasihi istri dan
tidak boleh berlaku kasar pada istrinya;
2) Istri tunduk dan taat kepada
suami dalam segala hal;
3) Orang tua mendidik anak-anak di dalam ajaran
dan nasihat Tuhan, serta tidak membangkitkan amarah anak-anaknya;
4)
Anak-anak menghormati dan menaati orang tuanya.
Keluarga adalah suatu lembaga atau
unit yang paling kecil dalam masyarakat. Keluarga Kristen khususnya
adalah miniatur dari keluarga gereja. Sebuah keluarga adalah suatu tim
dalam persekutuan hidup bersama antara ayah, ibu, dan anak-anak.
Persekutuan bersama dalam keluarga bersifat dinamis dan harus dijaga
keharmonisannya. Untuk menjaga kebersamaan dalam keluarga maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyembah dan melayani Tuhan
bersama-sama di gereja lokal;
2) Berdoa bersama-sama atau mezbah
keluarga;
3) Mengatur keuangan bersama-sama;
4) membuat dan menetapkan
rencana untuk masa depan bersama-sama;
5) Biasakan makan bersama-sama;
6) Melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan hubungan diatas setiap
anggota keluarga memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
1) Tanggung jawab suami terhadap
istri antara lain: mengasihi dan menyayangi istrinya; memelihara dan
melindungi; menghargai dan menghormati; memimpin seluruh anggota
keluarga. 2) Tanggung jawab istri terhadap suami antara lain: Penolong,
teman dan sahabat bagi suaminya; merawat dan mengatur seisi rumah;
rendah hati untuk tunduk pada suami; dan memperhatikan kecantikan
pribadi lebih dari kecantikan lahiriah. 3) Tanggung Jawab orang tua
terhadap anak-anaknya antara lain: merencanakan masa depan mereka;
merawat dan memelihara mereka; mengasuh dan mencukupi kebutuhan mereka;
mengasihi mereka; mengajar, mendidik, dan membimbing mereka; memberi
teladan dan bersaksi bagi mereka. 4) Tanggung jawab anak terhadap orang
tua antara lain: membantu orang tua dalam memelihara seisi rumah;
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang tua; dan belajar dibawah
bimbingan orang tua.
Keluarga Kristen Sebagai Teladan dalam Perbuatan Baik
Semua
anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik. Kenapa setiap orang
Kristen wajib berbuat baik? Karena Tuhan telah berbuat baik kepada kita
terlebih dahulu. Dengan cara apa Tuhan berbuat baik kepada manusia?
1)
Karena Tuhan telah menciptakan alam semesta untuk dikelola manusia;
2)
Karena Tuhan telah mencipta dan memberi kehidupan kepada kita;
3) Karena
Tuhan telah menebus kita dari kuasa dosa; 4) Karena Tuhan telah
menyediakan kehidupan yang kekal untuk kita. Demikianlah perbuatan baik
Tuhan yang Ia berikan kepada manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap
anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik dan menjadi teladan dalam
hal perbuatan baik ini.
Setiap perbuatan baik yang kita
lakukan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai ucapan
syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat baik kepada kita (Kolose
3:23). Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat
pujian tau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan.
Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya, istri
berbuat baik kepada suami dan anak-anaknya, anak-ana erbuat baik kepada
orang tua dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga Kristen
berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus berkata “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16)
Kebutuhan Keluarga Saat Ini
Memperhatikan
penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang psikiater
Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh dalam
kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
1. Kasih di antara suami istri dan
di antara orang tua terhadap anak harus terus meningkat (1 Korintus
13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih mencakup komitmen,
perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan
kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri
tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus
diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi.
Kasih itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul
tugas dan tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat
dirasakan oleh anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan
watak mereka.
2. Harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan
hukuman dan pujian yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin
itu sendiri merupakan kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya.
Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya
berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal
kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta
mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi
anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak melalui
pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal. Alkitab
mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab mengajari
anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan berbagai
cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca:
Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
3. Pentingnya konsistensi yaitu
aturan yang dianggap benar, terus menerus dinyatakan dan diterapkan
orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh semangat diterapkan
satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak dilaksanakan lagi,
melain terus menerus dan konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti
anak semestinya mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu
dipahami bahwa cara anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat
usia dan tahap perkembangan mereka.
4. Mendesaknya keteladanan orang
tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap,
penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4; Kolose 3:20-21). Para ahli
psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan
melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya mereka mengolah
dalam pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring dengan
perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan contoh sikap dan
perilaku yang buruk, ia memandang itu sebagai yang “benar” untuk
diteladani. Yesus sendiri memang telah mengingatkan para orang tua
supaya menjaga anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa
anak-anak mereka bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh
dari atau menolak kasih dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
5. Peran
suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan
ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh
sesuai dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi kesempatan dan
dukungan agar. Inilah perannya sebagai penolong yang sepadan bagi
suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan menjadi pimpinan yang melayani
di dalam keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat Tuhan akan
hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan pekerjaannya.
Inilah yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia
mendemonstrasikan peran ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi
rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15b). Peranan
orang tua terutama, seorang suami untuk membawa seluruh keluarga
beribadah kepada Tuhan berlaku dalam Perjanjian Lama dan tidak
dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan suami dalam
Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu: 1) Peranan suami sebagai
kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala rumah tangga suami
adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan; pengayom bagi semua
anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan bertanggung jawab;
mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi contoh dan
teladan yang baik bagi keluarga. 2) Peranan suami sebagai imam. Sebagai
imam Ia harus memimpin dan mengatur ibadah dalam keluarga; Berdoa setiap
waktu kepada Allah bagi seluruh anggota keluarganya dan juga bagi
dirinya sendiri.
Epilog
Dr. Tim La Haye
dalam bukunya yang berjudul You and Your Family, memberikan diagram
silsilah dua orang yang hidup pada abad 18. Yang pertama adalah Max
Jukes, seorang penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua
adalah Dr. Jonathan Edwards, seorang pendeta yang saleh dan pengkhotbah
kebangunan rohani. Jonathan Edwards ini menikah dengan seorang wanita
yang mempunyai iman dan filsafat hidup yang baik. Melalui silsilah kedua
orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026 keturunan : 300
orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100 orang
peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang
pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang
pejabat pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.
Berdasarkan diagram tersebut kita
bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi
terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya
yang menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak mempengaruhi
pembentukan watak, iman, dan tata nilai seseorang adalah keluarga asal
(the family of origin). Dengan kata lain, keluarga asal dianggap paling
berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun.
Karena itu, dalam Mazmur 78:5 dituliskan, “Telah ditetapkan-Nya
peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang
kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak
mereka”. Tuhan memerintahkan agar para orangtua memperkenalkan kisah
perbuatan-Nya yang ajaib dalam sejarah Israel dan hukum-hukum-Nya kepada
anak-anak mereka. Hal ini bertujuan agar anak-anak hidup taat akan
Tuhan dan menaruh harapan kepada-Nya. Orangtualah penanggung jawab utama
pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab ini tidak dapat
dialihkan kepada para guru disekolah maupun sekolah minggu karena waktu
yang mereka miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah aupun di
gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang dimiliki oleh
orangtua.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa
karakter, tata nilai, dan cara beriman kita muncul dan berkembang dari
keluarga tempat dimana kita dibesarkan dan bertumbuh. Selain itu betapa
pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan prinsip
Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Syarat ini diperlukan untuk membentuk
generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah.