Keluarga & Pekerjaan

 

Tidak pernah ada seorang pun yang memiliki kesuksesan hidup seperti halnya kehidupan Ayub dalam karirnya. Ayub memiliki kekayaan yang luar biasa banyaknya dan usia yang juga sangat panjang hingga Ayub dapat melihat anak-cucunya sampai keturunan keempat. Ayub mendapat rejeki setelah kematian anak-anaknya dan dukacita yang berturut-turut yang telah menimpanya. Ada kalimat yang susah sekali dipahami oleh sebagian orang yaitu mengapa Allah tega membuat Ayub susah dulu sebelum mendapat kekayaan yang begitu rupa.

Ayat 11 pada kalimat : “…malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya…”. Kita sering menggunakan istilah kedaulatan Allah. Allah dapat berbuat apa saja terhadap kita menurut kesukaan-Nya, seperti bola yang ditendang/dilempar kemana saja tergantung kepada kemauan yang menendang/melempar. Ada satu istilah di dalam Alkitab pada teks Efesus 1:9 seperti berikut : “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya,..” Kita memperhatikan teks yang sama dalam King James Bible (Alkitab versi King James) seperti berikut : “having made known to us the mystery of His will, according to His good pleasure which He purposed in Himself,..” Bagian yang ‘menggelitik’ dari ayat ini ialah pada kata ‘good pleasure’. Menggelitik karena seolah-olah Tuhan mempermainkan/berbuat sesukanya kepada ciptaan-Nya, tentunya Tuhan tidak seperti itu. Sehingga kedaulatan Tuhan bisa diterjemahkan ke berbagai terjemahan istilah lainnya, seperti pada Efesus 1:11 yang lebih serius lagi, “…who works all things according to the counsel of His own will… (Alkitab: “…yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya…”). Kehendak-Nya bukanlah kehendak yang memaksa sehingga terdapat kata ‘counsel’ pada kalimat ini. Tuhan meng’counsel’kan kehendaknya yang tidak bisa dirubah kepada kita. Kita hidup di dalam ‘the counsel of His own will’, kita hidup di dalam ‘His good pleasure’ maka apa pun yang Dia kerjakan adalah benar-benar menyenangkan-Nya dan kita tidak boleh curiga sekali pun, sebab begitu kita curiga maka hal itu memberikan kesempatan, sebenarnya, menemukan kebodohan kita sendiri. Bodoh karena berprasangka buruk terhadap Tuhan.
Dalam bahasa Ibrani itu ada satu kata yang dalam hal tertentu berubah menjadi kata ‘jika’ atau ‘andaikata’. Di dalam bhs.Inggris, kita kenal penggunaan kata ‘if’(‘if clause’), yaitu kalimat yang diciptakan untuk berbanding dengan kalimat sebelumnya atau sesudahnya dan kalimat ‘if’ ini tidak pernah terjadi. Jikalau kita diijinkan untuk berprasangka buruk kepada Tuhan maka kita menggunakan kalimat ‘if’ tadi. Kita terlahir dengan ‘if’ sehingga ‘if’ ini menjadi produk kekuatiran kita dalam banyak aspek. Maka dari itu tidak heran, Tuhan Yesus mengatakan bahwa janganlah kuatir untuk hal-hal yang memberatkan kita, seperti hal makan, minum, pakaian. Betapa repotnya hidup kita bila terlalu banyak kekuatiran yang justru menambah berat hidup ini.

Kitab Ayub adalah sebuah kitab yang memberikan sindiran berat kepada pembacanya di segala zaman. Kitab Ayub menyatakan bahwa tidak pernah ada penderitaan menurut pandangan manusia. Kita tidak boleh membaca kitab Ayub sebagai penderitaan berdasarkan pandangan kita. Kitab Ayub dengan berkali-kali/berulang-ulang melecehkan pembaca bahwa penderitaan itu bukan seperti itu. Bila kita membaca sepotong-sepotong maka seolah-olah kita melihat teman-teman Ayub berhasil menyelidiki rahasia penderitaan di balik penderitaan Ayub. Ayub menjadi kaya raya setelah ditimpakan segala malapetaka, malapetaka yang ditimpakan Tuhan kepada Ayub adalah malapetaka yang justru bertujuan memulihkan Ayub atau menyaksikan kepada dunia bahwa bukan Ayub tetapi Tuhan. 

Terlebih lagi bila berbicara mengenai karir/nafkah dalam catatan Ayub ini, yang mengawali semua adalah Tuhan maka yang mengakhiri semua adalah Tuhan, itulah kehidupan menurut catatan Ayub. Ayub dihina dan dinilai bukan orang saleh oleh istrinya serta teman-teman Ayub menilai Ayub sudah ditinggal Tuhan sehingga percuma bertahan. Kunci penting untuk kita menjadi sukses, untuk kita benar-benar diberkati, hidup di dalam berkat Tuhan dan di dalam karir adalah rajinkah kita mengapresiasi pekerjaan Tuhan? Dengan cara kita mengaku kalah dan salah memperlakukan Tuhan dan segala pekerjaan-Nya. Memang tidak mudah kita melakukan semua ini. Dalam kitab Ayub dijelaskan bahwa Ayub menjadi pihak yang sangat pasif sedangkan Tuhanlah yang aktif dan menyelesaikan semua pekerjaan-Nya itu. 

Penyebab yang menjadikan kita tidak bisa merasakan indahnya pemeliharaan dan berkat Tuhan adalah diri kita yang terlalu aktif. Bila kita sedang berjaya, kita lebih cenderung menilai penyebabnya dari faktor kita tetapi bila kita mengalami keterpurukan, kita lebih cenderung menilai penyebabnya dari faktor Tuhan, ini yang salah!

Setelah kalimat pada ayat 11, maka Tuhan memulihkan keadaan Ayub. Tuhan mengembalikan harta kekayaannya lebih besar dari sebelumnya, usia yang ditambahkan, diberi anak-anak yang cantik yang kecantikannya tidak ada yang menandingi, lalu akhirnya Ayub meninggal dengan sangat puas di dalam kehidupannya yang tidak ada duanya dibandingkan orang-orang sezamannya maupun zaman sesudahnya. Ayub menyaksikan bahwa di balik semuanya itu, Tuhanlah yang mengerjakan semuanya itu.

Janganlah kita terlalu buru-buru menilai bahwa kesusahan itu adalah pencobaan atau kesusahan itu dari setan, apalagi kita mengatakan kesusahan itu dari Tuhan. Sebab kesusahan yang terjadi itu karena diri. Bila kita telah uji diri sendiri dan bukan karena diri maka loloslah kita dari kesalahan yang tidak perlu. Tetapi bila kita mengatakan bahwa kesusahan itu dari ini dan itu dan ternyata penyebabnya adalah dari diri kita, betapa sangat malunya kita. Maka untuk urusan karir dan berkat, bila Tuhan memeriksanya, kita tidak akan tahu bagaimana kita menjawabnya. Bagaimana kita dapat mempertanggung jawabkan semuanya sedangkan kita terlanjur sombong/arogan dimana seolah-olah segala berkat dan anugerah itu datang karena kita. 
Anugerah Tuhan dinyatakan tanpa memandang siapa diri kita. Tuhan yang merawat dan menjaga karir/nafkah kita.

Berbicara soal keluarga, Tuhanlah yang menciptakan keluarga. Berbicara soal karir, Tuhanlah yang memberi karir dan nafkah.

Perlakukanlah Tuhan sebagaimana Dia minta diperlakukan dan bawalah diri kita sebagaimana Tuhan menetapkan kita sebagaimana harusnya membawa diri kita, bila melewati ‘batas’ itu maka percuma dan jahat adanya.

Keluarga Ayub

 

Negara yang sihat akan ditunjang oleh keluarga yang sehat”

Benarkah demikian, apakah negara yang sehat pasti ditunjang oleh keluarga yang sehat? Jawabnya belum tentu sebab definisi ‘keluarga sehat” tidak cukup sekedar mereka rukun, baik-baik semua, apabila kerukunan dan kebaikan mereka hanya untuk keuntungan dan kekayaan keluarga mereka sendiri. Definisi lain mengatakan “Negara yang kuat akan ditunjang oleh keluarga yang punya visi, komitmen dan cinta negara” atau lebih tepat “Negara yang sehat adalah negara yang ditunjang oleh keluarga yang takut akan Allah” dengan kata lain hal-hal yang mendasar, harus di jalankan oleh orang-orang yang takut akan Allah.

‘Keluarga yang baik’ adalah keluarga yang patut menjadi teladan, namun di Alkitab sendiri tidak ada keluarga yang betul-betul menjadi teladan, tanpa cacat dan kekurangan. Justru Doktrin Reformed mengajarkan, tidak ada manusia yang sempurna atau tidak ada keluarga yang betul-betul ideal.
Keluarga yang kita bicarakan hari ini adalah keluarga Yakub, di sana kita melihat banyak sekali ketidak wajaran. Awal cerita, Yakub menyukai Rahel dan ingin menikahinya, tetapi pada waktu pesta pernikahan Laban mertuanya tidak memberikan Rahel untuk menjadi istrinya tetapi Lea kakaknya, Yakub marah akhirnya Laban berjanji akan memberikan Rahel apabila Yakub bekerja lagi padanya selama 7 tahun, dan Yakub menyetujuinya. Singkat cerita Yakub memiliki 2 istri, dalam pernikahan itu mulai timbul masalah, sebab Lea memiliki anak sedangkan Rahel tidak, lalu Rahel dan Lea masing masing memberikan budaknya untuk mendapatkan anak-anak, namun pada akhirnya Rahelpun mendapatkan anak dari rahimnya sendiri. Keluarga seperti ini jelas tidak menjadi teladan tapi inilah realita hidup manusia berdosa yang penuh kelemahan dan kekurangan.

Sebuah tafsiran mengatakan, zaman PL memang wajar bila terjadi hal demikian, karena waktu itu tidak ada aturan yang jelas ditambah budaya jika istri tidak punya anak, ia bisa memberikan budaknya untuk menikah dengan suaminya. Alasan tersebut sebenarnya tidak bisa diterima, sebab akan membenarkan orang yang berbuat dosa dengan alasan kontekstual, bisakah kita mengatakan ‘korupsi’ atau ‘kumpul kebo’ di Indonesia merupakan hal biasa karena budayanya demikian ?
Latar belakang Yakub, seorang yang terkenal sebagai penipu, ia menipu ayahnya dan Esau (melalui ide ibunya Ribka) untuk mendapatkan hak kesulungan. Ada yang mengatakan yang dilakukan Yakub sekalipun tidak benar tetapi untuk tujuan mulia, namun apapun alasannya perbuatan Yakub tidak bisa dibenarkan, memang semua ada dalam penetapan Allah tetapi tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Sebenarnya keluarga Yakub adalah keluarga yang dipilih Allah yang merupakan janji Allah sendiri namun realitanya penuh intrik dan cara-cara yang tidak Kristiani.

Yang dapat dipelajari dari keluarga Yakub

1.        Allah luar biasa, DIA tetap memakai nama-nama yang penuh kelemahan ini untuk memperkenalkan ‘siapa diriNYA’, Kel 3: 15, TUHAN Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Abraham banyak kelemahan, Ishak dan Yakub juga tidak menjadi teladan. Pilihan Allah atas Yakub bukan karena dia lebih baik dari Esau, baca Roma 9: 10-16, Allah memilih sebelum anak-anak dilahirkan, belum melakukan yang baik atau yang jahat, bukan berdasarkan perbuatan. Inilah yang dinamakan ‘kedaulatan Allah’ yang seharusnya menjadi berita bahagia bukan malapetaka, pilihan Allah berdasarkan belas kasihNya, sebab jika Allah menuntut keadilan dan kesempurnaan pasti tidak satupun manusia yang dapat dipilih.
 
Perenungan: Allah memilih kita untuk diselamatkan bukan karena kita sempurna atau lebih layak dari orang lain, bahkan siapakah kita yang dapat melebihi Abraham, Ishak dan Yakub ?

2.        Allah tidak kompromi dengan dosa. Pilihan Allah pada manusia yang berdosa bukan berarti Allah suka dengan dosa, yang ditekankan disini semuanya only by grace. Seringkali kita terjebak pada kotbah-kotbah moralis yang menekankan kesempurnaan, harus hidup tanpa cacat barulah kita bisa diterima Tuhan. Tanpa kekurangan baru layak melayani dsb. Yang pasti tidak ada yg layak dihadapan Allah, jika kita sadar akan hal ini maka jangan sombong, jangan merendahkan atau menghina orang lain.
 
Perenungan: kepada jemaat yang berdosa, jangan menghakimi, melecehkan atau menertawakan; doakanlah, tegorlah dalam kasih dan tolonglah mereka, pandanglah pada diri bahwa Allah pun tetap memakai kita walaupun kita tidak lebih baik dari yang lain. Kecuali jika orang tersebut tetap keras kepala walau sudah dinasehati maka dia layak mendapat hukuman sebagai konsekuensi logis atas perbuatannya, namun spiritnya bukan dalam kebencian atau kutukan tetapi dalam rangka mendidik, seperti Allah mengukum Yakub walaupun Allah tetap menerimanya. Dalam hal ini anugerah Allah tidak mengabaikan tanggung jawab manusia

3.        Dalam Kristus tidak ada ‘karma’. Sebab Roma 8: 1, di dalam Kristus tidak ada penghukuman. Jika Yakub menipu dan ditipu sampai demikian menderita, dalam kaca mata kristen itu bukanlah karma yg mengerikan, sebab karma adalah sesuatu yang otomatis / perbuatan yang dibalaskan. Yang dialami Yakub bukanlah hukuman Allah tetapi didikan supaya Yakub menjadi orang yang lebih berkualitas. Yakub akhirnya mau minta maaf pada Esau, bagi Yakub ini merupakan pergumulan yang luar biasa hebat, sampai ia bertemu dan bergulat dengan malaikat (Allah sendiri) hingga fajar menyingsing supaya Allah tidak pergi sebelum memberkati Yakub dan Yakub berhasil, lalu Allah merubah namanya menjadi Israel yang artinya orang yang belajar taat pada Allah. Berkat yang diminta Yakub bukan berkat jasmani tetapi mental atau kekuatan dan keberanian datang pada kakaknya.

KUASA YESUS ATAS GEREJA

 

 

 KUASA YESUS ATAS GEREJA

I. Pengertian Gereja

Istilah Gereja berasal dari bahasa Yunani
‘Ekklesia’àEk= dari ; Kaleo= memanggilyaitu mereka yang dipanggil keluar,artinya
 
1. Mereka yang dipanggil oleh Allah(Yoh 15:16, Rom    8:29-30)

2. Dari gelap kepada terang (Kis 26:18, 1Pet 2:9)
-dahulu statusnya ‘Gelap’ , ‘anak iblis’ (Yoh 8 :44)
-sekarang statusnya berubah menjadi ‘Terang’, ‘anak Allah’ (Yoh 1:12, Rom 8: 16)

3. Tujuan hidupnya dahulu menyenangkan iblis dan pasti masuk neraka (Yoh 3:18)
sekarang menyenangkan Allah dan pasti masuk surga (Yoh 3 :16, Yoh 10:28)

4. Tugas panggilan mereka dirumuskan dengan 3 istilah yaitu,
marturia = pekabaran injil & kesaksian hidup
Koinonia = persekutuan
Diakonia = pelayanan kasih

Jadi yg dimaksud dgn Gereja disini adalah umat Allah yg dipanggil oleh Allah untuk memuliakan Allah

II. Kuasa Yesus dalam Gereja (Mat 28 :18 b)

1. ‘KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga & di bumi ‘ pernyataan ini untuk meyakinkan bahwa Dialah ‘Raja diatas segala raja’ dan ‘Tuhan diatas segala tuan’ (1 Tim 6:15, Wahyu 17:14; 19:16)

Dia adalah Tuhan yg mempunyai otoritas tertinggi, berdaulat dan berkuasa untuk mengutus para utusannya keseluruh dunia (Kis 2 : 36, Rm 14: 9, Wahyu 3:7).

2.  Mat 16 :18 , ‘jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya’.
-Hal ini berarti Dia adalah Pendiri Gereja dan Pemilik tunggal (Mat 16:18).
-Dia harus menjadi sentral dalam seluruh kegiatan Gereja (Mat 18 : 19-20).
Umat Tuhan hanyalah ‘Pelayan’ (diakonos = Jongos) maka tidak boleh mengkultuskan hamba Tuhan, siapapun dia.

3. Penentu pertumbuhan Gereja (1 Kor 3 : 9)

kita ini adalah ‘teman sekerja Allah’ dengan tugas panggilan masing-masing ‘ada yg menanam, ada yg menyiram, tapi Allah yg memberi pertumbuhan (1 Kor 3:6-8)

III. Kuasa Yesus dalam sejarah Gereja

1. Sejarah Gereja meliputi waktu antara hari Pentakosta ( 30 M) & kedatangan Tuhan Yesus yg ke2 kali. Periodesasi sejarah Gereja yaitu,
-thn 30-600 Gereja dlm dunia & kebudayaan Yunani Romawi (asia barat, eropa selatan, afrika utara)
-thn 600-1517 Gereja dlm dunia & kebudayaan eropa. Pada periode ini injil ke asia tertutup namun ke barat & utara memenangkan eropa
-thn 1517-kedatangan Tuhan Yesus ke2 kali reformasi & perkembangan Gereja ke seluruh dunia

2. Bila dilihat dari sejarah kegerakan misi & waktu Tuhan ( Kairos) maka 6 abad pertama, waktu Tuhan untuk Asia barat & Afrika utara. Abad 7-18 waktu Tuhan untuk Eropa (Jerman & Inggris menjadi pusat kegerakan misi). Abad 19 waktu Tuhan untuk Amerika & Abad 20-21 waktu  Tuhan kembali ke Asia & Afrika

Perpecahan gereja
• G.Coptik (451) • G. Nestorian • G. Katholik (1054) • G. Orthodoks Yunani • G. Katholik Roma • G. Katholik Roma • G. Protestan (1517) • G. Protestan • G. Pantekosta (1901)
3. Hambatan dalam Gereja
- Internal (Bidat)
(2 Pet 2:1, Mat 7:15-23)
-Eksternal (Penguasa dll)
(Mat 10: 16-33)
Strategi iblis à Yoh 8:44, Why 12:10, Yoh 12:31, 2 Kor 11:14, Mat 4:3, 2 Tes 2:9
Sasaranà Mat 12:43,45, Mat 13 :19, 2 Kor 2 :11, 1 Kor 7:5
Cara mengatasi à1 Yoh 4:4, Kol 2 : 15, Yak 4 : 7, 1 Pet 1: 18-19

4. Dalam perjalanan sejarah gereja Tuhan dgn cara yg unik & indah memakai ‘manusia Tuhan’ pd waktunya untuk mengembalikan gereja kepada hakikatnya sebagai gereja antara lain Agustinus (abad ke-5), Marthin Luther, Calvin (abad ke-16), Petisme (abad ke-17) & Kegerakan misi modern (William Carrey abad ke-18,19) & Kegerakan Oukumene (abad ke-20)

Dengan demikian Tuhan Yesus Kristus adalah Pemegang otoritas tertinggi yg berdaulat penuh dalam Gereja,  Pemilik tunggal & Penentu pertumbuhan Gereja.
Kita sebagai umat Allah wajib melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:18-20). Gereja yg tidak melaksanakan misi Allah kehilangan hakikatnya sebagai gereja.

YESUS DALAM KELUARGA

 

KUASA YESUS DALAM KELUARGA

(MAZMUR 127:1A)

• A. PEMBENTUKAN KELUARGA
–SIAPA YANG MEMBENTUK KELUARGA KITA?

• B. PEMULIHAN ANGGOTA KELUARGA
–MENGAPA KELUARGA KITA PERLU DIPULIHKAN?

• C. PERTUMBUHAN ANGGOTA KELUARGA
–BAGAIMANA ANGGOTA KELUARGA KITA BISA BERTUMBUH?

• D. DAMPAKNYA DALAM KELUARGA
–APA DAMPAKNYA DALAM KELUARGA KITA?

A. PEMBENTUKAN KELUARGA Siapa yang membentuk keluarga kita?


Sebenarnya pernikahan adalah sebuah institusi tertua di bumi yang dirancang khusus dan dibentuk oleh Allah sendiri (bnd. Kejadian 2:18, 21-23). Setelah manusia jatuh dalam dosa (Kej.3:1-9) pernikahan telah dibentuk di atas dasar berbagai motifasi. Pdt. P. Oktavianus dalam bukunya “Membangun Rumah Tangga Bahagia” (1986:9-31) mencatat berbagai motif, yaitu:
1. Pernikahan karena daya tarik tubuh
2. Pernikahan karena daya tarik materi
3. Pernikahan karena daya tarik psikis
4. Pernikahan karena daya tarik adat-istiadat
5. Pernikahan karena usaha iblis
6. Pernikahan  karena kehendak Tuhan

Menurut James Dobson dalam bukunya, “Complete Marriage And Family” (2004:649-653), ada 12 mesin penghancur pernikahan yang terbesar, yaitu:

1. Komitmen yang berlebihan dan kelelahan fisik
2. Hutang yang berlebihan dan konflik mengenai pengeluaran uang
3. Sikap mementingkan diri sendiri
4. Hubungan yang tidak sehat dengan mertua
5. Pengharapan yang tidak realistis
6. Penyerbu ruang angkasa: cemburu, rendah diri
7. Frustrasi dibidang seksual, rumput perselingkuhan yang lebih hijau
8. Ambruknya usaha
9. Keberhasilan usaha
10. Menikah terlalu muda
11. Penyalah gunaan alkohol dan obat-obatan
12. Ketagihan pornografi, judi, okultisme, dll.

B. PEMULIHAN KELUARGA MENGAPA KELUARGA KITA PERLU DIPULIHKAN?

§ Keluarga harus dipulihkan karena dosa.
§ Dosa telah menyebabkan:
- hubungan dengan Allah terputus
- hubungan dengan orang lain kacau
- hubungan dengan diri sendiripun kacau
- hubungan dengan alam sekitarnya juga rusak

Jadi, dosa sebagai akar dari semua permasalahan, penderitaan  dalam keluarga Kristen, bahkan setiap orang harus menerima penghukuman Allah ( Kej.3:1-9; Roma 3:23; 6:23). Tetapi Kristus telah mati bagi dosa manusia, jalan keselamatan telah tersedia (Yoh. 3:16-18; 1 Pet 2:24-25).

Langkahnya untuk menerima pemulihan melalui pertobatan dan pengampunan  dengan percaya dan taat kepada Kristus  serta menerima keselamatan (Yoh 1:12; 5:24; Ef 2:8-10). Statusnya diubah menjadi anak angkat Allah (Roma 8:15-17). Roh Kudus berdiam didalam hati orang percaya

C. PERTUMBUHAN KELUARGA BAGAIMANA ANGGOTA KELUARGA KITA bisa BERTUMBUH?
Setiap anggota keluarga kita dapat  bertumbuh melalui:
- membangun mezbah keluarga dimana ada doa, pujian dan firman Tuhan
- mengembangkan karakter Kristus
- belajar melayani satu dengan yang lain
- mengikuti berbagai aktifitas yang membangun
Untuk itu memerlukan komitmen, cinta kasih dan komunikasi yang sehat

Tujuan pertumbuhan keluarga adalah
-menjadi dewasa ,  bisa memilih apa yang baik dan memuliakan Kristus (Fil 1:9-11)
-Menikmati berkat-Nya (Ul. 28:1-14)
-Diberkati dan memberkati
APA DAMPAKNYA DALAM KELUARGA KITA?

D. DAMPAKNYA DALAM KELUARGA
§ Dampaknya dalam keluarga setelah dipulihkan dan terus bertumbuh di dalam Kristus adalah suami, istri dan anak akan menikmati kekuatan-Nya, kasih-Nya dan kedisiplinan  (2 Tim 1:7).

Praying Together is Crucial

Praying Couples

http://www.christian-marriage-today.com/marriage-prayer.html 

My friend, don't wait until your marriage hits a brick wall before you start praying. Make marriage prayer a daily routine with your spouse. Why? because including prayer in marriage really does make a difference. marriage prayer
Do you realize there are some things in your life that will not change until you make a commitment to pray?

Perhaps this is why the Word of God tells us to pray without ceasing.
Today, Wanda and I want you to make a commitment to pray daily for your spouse and with your spouse. We are absolutely convinced about the power of prayer in marriage.

We personally have a ton of Christian testimonies to prove it! That's why we've made it a habit to pray together every evening before going to bed.
Praying together is one of the most intimate things you can do as a couple.
Not only is it an act of intimacy, but your combined prayers are the most powerful, and effective weapon the two of you have to fight the attacks of Satan.

John 10:10 says that Satan comes to steal, kill, and destroy. Believe us, Satan would like nothing better than to destroy your marriage. In fact, he'll even use you as a weapon.



Why? because if your marriage desolves, your children will be affected, your relationship with God will be affected, your witness will be affected, your community will be affected, and ultimately the church will be affected.
It's like throwing a pebble into a pond, the ripples are far reaching.
This is why you must take an offensive approach with your prayer life today!
If you don't know how to pray it is crucial that you make an effort to learn.
We have seen situations in our lives completely turn around just through consistent prayer coupled with our faith.
If you haven't been praying with your mate and for your mate, start today. God desires consistent communication with you.
What should you pray about? Everything! The Bible says that we should cast all of our cares on him. The last time we checked, the word "all" meant everything, it excludes nothing. Prayer really does work!

Keluarga Allah

 "Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1 Tawarikh 17:27)

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat paling kecil tetapi paling penting.  Tetapi, kata keluarga terlalu banyak dipakai oleh berbagai orang dari berbagai kelompok sehingga menjadi hilang makna yang sesungguhnya. Sebuah film yang berjudul “The Godfather”, Vito Corleone menggambarkan kelompok pembunuh berdarah dingin yang ia pimpin sebagai keluarga. Begitu juga dengan kelompok-kelompok yang lain, entah bertujuan baik atau buruk, menamakan para pengikut mereka sebagai keluarga. Bahkan dibanyak gereja kita sering mendengar atau menyanyikan nyanyian tentang persekutuan umat Allah sebagai “keluarga Allah”. Lalu, apakah dimaksud dengan keluarga itu?

Pengertian Keluarga Kristen

Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak. Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Keluarga pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah  sendiri yakni keluarga Adam Kejadian 1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan Habel; Hawa sebagai istri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain dan Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah. Selain keluarga kecil atau keluarga inti, ada juga yang disebut keluarga besar, yaitu persekutuan hidup  antara ayah, ibu, dan anak-anak serta kakek, nenek, paman dan bibi, dan lain-lain. Mereka beresal dari hubungan keluarga (kekerabatan) ayah maupun keluarga (kekerabatan) ibu.

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus.

Pentingnya Keluarga

Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the House? memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
 
1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat  memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus.
 
2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di dalam keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
 
3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan.
 
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.
 
5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Seringkali permasalahan muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat menyelesaikan semua permasalahan.

Hubungan, Kebersamaan, dan Tanggung Jawab dalam Keluarga

Bagaimanakah bentuk hubungan dalam keluarga? Bagimanakah bentuk hubungan antara suami dan istri, orang tua dengan anak, dan anak dengan orang tua? Untuk mengetahui bentuk hubungan ini dapat dilihat dalam Efesus 5:22-23; 6:1-4; Kolose 3:18-21. Berdasarkan ayat-ayat tersebut bentuk hubungan dalam keluarga adalah sebagai berikut: 

1) Suami mengasihi istri dan tidak boleh berlaku kasar pada istrinya; 

2) Istri tunduk dan taat kepada suami dalam segala hal; 

3) Orang tua mendidik anak-anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan, serta tidak membangkitkan amarah anak-anaknya; 

4) Anak-anak menghormati dan menaati orang tuanya.

Keluarga adalah suatu lembaga atau unit yang paling kecil dalam masyarakat. Keluarga Kristen khususnya adalah miniatur dari keluarga gereja. Sebuah keluarga adalah suatu tim dalam persekutuan hidup bersama antara ayah, ibu, dan anak-anak. Persekutuan bersama dalam keluarga bersifat dinamis dan harus dijaga keharmonisannya.  Untuk menjaga kebersamaan dalam keluarga maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 

1) Menyembah dan melayani Tuhan bersama-sama di gereja lokal; 

2) Berdoa bersama-sama atau mezbah keluarga;  

3) Mengatur keuangan bersama-sama; 

4) membuat dan menetapkan  rencana untuk masa depan bersama-sama; 

5) Biasakan makan bersama-sama; 

6) Melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hubungan diatas setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 
1) Tanggung jawab suami terhadap istri antara lain: mengasihi dan menyayangi istrinya; memelihara dan melindungi; menghargai dan menghormati; memimpin seluruh anggota keluarga. 2) Tanggung jawab istri terhadap suami antara lain:  Penolong, teman dan sahabat bagi suaminya; merawat dan mengatur seisi rumah; rendah hati untuk tunduk pada suami; dan memperhatikan kecantikan pribadi lebih dari kecantikan lahiriah. 3) Tanggung Jawab orang tua terhadap anak-anaknya antara lain: merencanakan masa depan mereka; merawat dan memelihara mereka; mengasuh dan mencukupi kebutuhan mereka; mengasihi mereka; mengajar, mendidik, dan membimbing mereka; memberi teladan dan bersaksi bagi mereka. 4) Tanggung jawab anak terhadap orang tua antara lain: membantu orang tua dalam memelihara seisi rumah; mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang tua; dan belajar dibawah bimbingan orang tua.

Keluarga Kristen Sebagai Teladan dalam Perbuatan Baik
Semua anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik. Kenapa setiap orang Kristen wajib berbuat baik? Karena Tuhan telah berbuat baik kepada kita terlebih dahulu. Dengan cara apa Tuhan berbuat baik kepada manusia? 

1) Karena Tuhan telah menciptakan alam semesta untuk dikelola manusia; 

2) Karena Tuhan telah mencipta dan memberi kehidupan kepada kita; 

3) Karena Tuhan telah menebus kita dari kuasa dosa; 4) Karena Tuhan telah menyediakan kehidupan yang kekal untuk kita. Demikianlah perbuatan baik Tuhan yang Ia berikan kepada manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap anggota keluarga Kristen wajib berbuat baik dan menjadi teladan dalam hal perbuatan baik ini.

Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun adalah sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah berbuat baik kepada kita (Kolose 3:23). Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian tau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Sebagai contoh. Suami berbuat baik kepada istri dan anak-anaknya, istri berbuat baik kepada suami dan anak-anaknya, anak-ana erbuat baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya dan setiap anggota keluarga Kristen berbuat baik kepada setiap orang. Tuhan Yesus berkata “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16)

Kebutuhan Keluarga Saat Ini

Memperhatikan penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang psikiater Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh dalam kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
1. Kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus terus meningkat (1 Korintus 13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul tugas dan tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
 
2. Harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal. Alkitab mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab mengajari anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan berbagai cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca: Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
3. Pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus dinyatakan dan diterapkan orang tua.  Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti anak semestinya mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa cara anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat usia dan tahap perkembangan mereka.
4. Mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4; Kolose 3:20-21). Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya  mereka mengolah dalam pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring dengan perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan contoh sikap dan perilaku yang buruk, ia memandang itu sebagai yang “benar” untuk diteladani. Yesus sendiri memang telah mengingatkan para orang tua supaya menjaga anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa anak-anak mereka bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau menolak kasih dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
5. Peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi kesempatan dan dukungan agar. Inilah perannya sebagai penolong yang sepadan bagi suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan menjadi pimpinan yang melayani di dalam keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat Tuhan akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan pekerjaannya.  Inilah yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia mendemonstrasikan peran ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15b). Peranan orang tua terutama, seorang suami untuk membawa seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan suami dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu: 1) Peranan suami sebagai kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala rumah tangga suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan; pengayom bagi semua anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan bertanggung jawab; mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi contoh dan teladan yang baik bagi keluarga. 2) Peranan suami sebagai imam. Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur ibadah dalam keluarga; Berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota keluarganya dan juga bagi dirinya sendiri.

Epilog

Dr. Tim La Haye dalam bukunya yang berjudul You and Your Family, memberikan diagram silsilah dua orang yang hidup pada abad 18. Yang pertama adalah Max Jukes, seorang penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua adalah Dr. Jonathan Edwards, seorang pendeta yang saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani. Jonathan Edwards ini menikah dengan seorang wanita yang mempunyai iman dan filsafat hidup yang baik. Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026 keturunan : 300 orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100 orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.

Berdasarkan diagram tersebut kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya yang menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak mempengaruhi pembentukan watak, iman, dan tata nilai seseorang adalah keluarga asal (the family of origin). Dengan kata lain, keluarga asal dianggap paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun. Karena itu, dalam Mazmur 78:5 dituliskan, “Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka”.  Tuhan memerintahkan agar para orangtua memperkenalkan kisah perbuatan-Nya yang ajaib dalam sejarah Israel dan hukum-hukum-Nya kepada anak-anak mereka. Hal ini bertujuan agar anak-anak hidup taat akan Tuhan dan menaruh harapan kepada-Nya. Orangtualah penanggung jawab utama pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab ini tidak dapat dialihkan kepada para guru disekolah maupun sekolah minggu karena waktu yang mereka miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah aupun di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang dimiliki oleh orangtua.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai, dan cara beriman kita muncul dan berkembang dari keluarga tempat dimana kita dibesarkan dan bertumbuh. Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan prinsip Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Syarat ini diperlukan untuk membentuk generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah.

Yesus Cinta Pertama Ku

 


Bacaan : Lukas 19 : 1 - 10

Lukas 19 : 5  Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
 
Ketika kita menemukan ‘CINTA’ kita, biasanya kita akan bersedia melakukan apa saja untuk menyenangkan ‘CINTA’ kita itu. Dan itulah yang terjadi dengan Zakheus hari itu. Ia menemukan cintanya yang terbesar, dan itu benar-benar mengubahkan kehidupannya seketika itu juga. Luar biasa. Transformasi besar-besaran yang tidak bisa dilakukan kalau seandainya ada yang memaksa dia untuk melakukannya. Tapi hanya dengan kedatangan Tuhan Yesus hari itu, segalanya berubah dengan luar biasa. Dahsyat sekali.

Sepertinya tidak ada yang tidak kenal Zakheus pada masa itu. Dia seorang yang terkenal di Yerikho. Sayangnya, ia terkenal bukan untuk sesuatu yang baik, tapi untuk reputasinya yang buruk sebagai seorang pemungut cukai. Ia terkenal karena kelicikan dan ketamakannya. Ia memang amat kaya raya, tapi kekayaan yang ia peroleh bukan karena kerja kerasnya, tapi karena hasil ia memeras banyak orang di kota itu. Dan karena hal inilah makanya kenapa banyak yang tidak suka pada Zakheus. Tidak mengherankan saya rasa. Bisa jadi kalau saya pun ada di sana, maka sayapun akan sangat tidak menyukainya.
Tapi ketenaran Yesus ketika itu ternyata membuat seorang Zakheus begitu ingin mengetahuinya. Sampai-sampai hari itu ia rela ikut berdesak-desakan diantara begitu banyak orang yang berkerumun hanya untuk melihat seperti apakah Yesus yang sering disebut-sebut itu. Semua yang ia dengar tentang Yesus membuat ia ingin mengenal tentang Tuhan. Ia benar-benar penasaran. Dan untuk itu ia di sini sekarang.

Sayangnya, tubuhnya yang pendek merupakan penghalang bagi dia untuk bisa melihat dengan jelas. Belum lagi kerumunan di situ terlalu padat bagi dia untuk bisa terus mendesak ke depan. Lagipula orang-orang di situ semuanya tidaklah terlalu bersahabat bagi dia untuk bisa membiarkan dia menerobos maju lagi. Semuanya terlalu sulit. Lihat saja, huh...semuanya ingin maju ke depan juga. Sementara ia makin terjepit di antara kaki-kaki mereka, akhirnya ia berpikir..kalau begini, harus ada cara lain.

Akhirnya ia meninggalkan kerumunan itu. Ia melihat ada sebuah pohon di situ, cukup tinggi dan cukup rindang untuk menutupi tubuhnya yang kecil supaya tidak malu kelihatan orang. Ia bisa bersembunyi di situ. Dan dengan senyum kemenangan, ia pun mulai memanjat pohon itu dan dengan hati-hati diam diantara dedaunan yang rimbun itu. Ia mencoba berdiam sambil menanti rombongan Tuhan lewat di situ.

“Yesus...!!! Yesus...!! Itu Yesus...” “Guru..!!! Guru...!!!” suara orang-orang itu mulai terdengar riuh sekali menyambut kehadiran sang pembuat mukjizat itu. Semuanya langsung berteriak-teriak memanggil Yesus yang lewat dengan ke dua belas muridNya di tempat itu. 
Zakheus pun berusaha keras untuk mencari tahu. Kepalanya dilongokkan di antara dedaunan itu untuk melihat lebih jelas. Uups...hampir ia jatuh. Dan uh...jubahnya yang indah terkait di ranting pohon itu. Tapi ia tidak perduli. Ia ingin melihat Tuhan. Ia benar-benar ingin melihat Yesus. Ia terus memajukan tubuhnya ke ujung cabang pohon itu. Dan yah..aku bisa melihatnya sekarang...katanya dalam hati. Ia memperhatikan wajah Yesus. Ia mengamatiNya. Ketika Ia tersenyum, ketika Ia berbicara, ketika Ia melambaikan tanganNya, ketika Ia memeluk dan menepuk bahu orang-orang disekelilingNya. Ya...memang Ia luar biasa. Ia sangat berkharisma. WajahNya begitu manis dengan senyuman yang memberikan kesejukkan. Oh, seandainya aku punya cukup keberanian untuk mendekat kepadaNya. Seandainya aku punya kesempatan untuk berbicara dengan Dia. Seandainya aku bisa mengulurkan tanganku dan merasakan jamahanNya...seandainya...seandainya...

"Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Hei...namanya disebut. Dengan sedikit malu-malu ia mulai memunculkan kepalanya ke bawah. Ia takut, jangan-jangan telinganya salah mendengar. Apa betul yang dimaksud itu memang dirinya? Atau ada seorang Zakheus yang lain di kota ini? Atau mungkin ia sedang bermimpi?

Tapi sepertinya tidak. Karena di bawah sana, ia melihat Yesus sedang menengadah ke atas memandang langsung pada dia di tempatnya berada sekarang, di balik dedaunan. Tidak salah lagi, memang dia yang dimaksud itu. Seketika hatinya melonjak senang. Ada sukacita tak terkatakan. Ternyata Yesus mengenalnya. Baru saja Ia menyebutkan namanya. Wah, hebat sekali orang ini. Ia memang benar-benar nabi seperti yang dikatakan banyak orang.  Dengan mata berbinar-binar, ia pun segera turun dari pohon dan menemui Yesus. Ia menerima Yesus hari itu dengan sukacita.
Bisa jadi kisah ini selesai sampai di situ kalau saja Yesus hanya sekedar menumpang di rumahnya. Tapi yang terjadi hari itu lebih dari kunjungan biasa. Ada satu perjumpaan yang tidak terkatakan nilainya. Zakeus baru saja menemukan ‘cinta’nya yang mula-mula dalam diri Yesus. Ia baru saja menemukan permatanya yang paling berharga. Bahkan lebih berharga dari apapun yang pernah ia miliki.

Dan kisah ‘cinta’ ini pun berlanjut. Setelah menerima Yesus dalam rumahnya hari itu, ada satu perubahan besar yang terjadi. Semua harta yang begitu banyak, yang dulunya merupakan kebanggaan dirinya, kini sudah tidak ada artinya lagi. Dan untuk ‘kekasih’nya itu, ia berani mengambil satu keputusan yang sangat spektakuler hari itu.  "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."(ay 8). 
Ia melakukan sesuatu yang tidak pernah disangka akan terjadi. Sebuah pertobatan yang luar biasa. Padahal tidak ada yang memintanya melakukan hal itu. Tidak ada yang memaksanya. Bahkan Yesus sendiri tidak meminta dia untuk mengambil tindakan itu. Sama sekali tidak. Tapi Ia dengan sukarela menyatakannya sebagai ungkapan bahagianya. Ia ingin menyenangkan Yesus. Hari itu, di hadapan orang banyak, ia membuat satu pernyataan yang berani. Ia memproklamasikan keinginannya untuk berubah. Dan saya percaya, hari itu, orang banyak di tempat itu semuanya tidak bisa berkata-kata lagi selain hanya bisa menyaksikannya saja.

Kehadiran Yesus dalam hidup seseorang memang pasti akan membawa sebuah perubahan. Tanpa perlu dipaksa, tanpa perlu banyak dikotbahi, tanpa perlu diguncang-guncang, seseorang dengan kondisi apapun bejatnya, pasti akan mengalami perubahan. Mereka yang keras hatinya pun tidak akan tahan dengan kekerasannya. Pasti akan hancur juga hatinya dengan kehadiran Tuhan. Air mata akan mengalir begitu saja ketika kita menerima Tuhan.

Hal itulah yang terjadi pada Zakheus hari itu. Dia tidak tahan untuk tidak berubah. Sehingga pertobatan itu akhirnya terjadi. Dan Tuhan mengatakan bahwa "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." 

Ketika saya bertemu dengan Cinta Pertamaku ini, saya juga mengalami hal yang serupa. Tidak ada yang memaksa dan menyuruh saya melakukannya, tapi secara otomatis membuat saya ingin membersihkan diri untuk Tuhan Yesus, Cinta Pertamaku yang manis. Bagaimana dengan anda? Maukah anda menerima Dia di ruang hatimu saat ini? Dan nikmatilah sebuah hubungan yang indah bersama dengan Yesus. Tuhan Memberkati

sumber: GBI Nafiri Allah

Turning the Heart of The Father



“dan ia akan berjalan mendahului TUHAN dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya,...” ~ Lukas 1:17

Salah satu pesan TUHAN yang kuat yang disampaikan oleh Gembala Pembina kita adalah bahwa kita, Gereja-NYA akan dipakai TUHAN seperti halnya Yohanes Pembaptis. Salah satu tugas Yohanes Pembaptis adalah membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya. Sederhananya adalah tentang pemulihan keluarga.  Tidak dapat kita pungkiri melihat kenyataan yang ada di hadapan kita di hari-hari terakhir ini. Berapa banyak kita jumpai pasangan suami-isteri yang “bermasalah” datang konseling ke Gereja dengan maksud ingin bercerai. Belum lagi mereka yang berupaya menyelesaikan sendiri melalui pengadilan tanpa minta bimbingan dari hamba TUHAN, karena mereka sudah yakin bahwa perceraian adalah satu-satunya jalan keluar dari penyelesaian masalah rumah tangga yang mereka hadapi. Masalah yang sering kita jumpai adalah kasus perselingkuhan, perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pasangannya serta anak mereka.
TUHAN mau pakai kita gereja-NYA untuk memulihkan keluarga-keluarga, untuk itu kita harus memastikan bahwa keluarga kita tetap dalam keadaan harmonis dan romantis.  Bagaimana kita dapat memelihara rumah tangga yang harmonis?

1. Menjadikan TUHAN YESUS sebagai Yang Terutama.

Kasih KRISTUS adalah dasar yang kuat untuk membangun kehidupan rumah tangga/keluarga. Firman TUHAN dalam Mazmur 127:1 berkata “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya”. TUHAN YESUS harus menjadi yang terutama dalam hidup keluarga kita, bukan yang lain. Jika kita membuka pintu dan ‘mengijinkan’ TUHAN hadir dalam rumah tangga kita, maka kasih-NYA senantiasa menyelimuti dan memelihara kehidupan rumah tangga kita.  Bukti kalau kita menjadikan TUHAN YESUS yang terutama adalah dengan membangun mezbah keluarga, senantiasa menciptakan atmosfir doa, pujian dan penyembahan di dalam rumah tangga kita.

2. Masing-Masing Anggota Keluarga melaksanakan perannya sesuai dengan FIRMAN TUHAN.

FIRMAN TUHAN dengan tegas dan jelas mengatur peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga. Dimana suami adalah kepala rumah tangga, sebagai pemimpin rumah tangga yang seharusnya berperan sebagai imam (memimpin ibadah), raja (membuat keputusan dan menjamin kesejahteraan dan keamanan keluarga) serta nabi (menyampaikan pesan TUHAN). Sedangkan isteri berperan sebagai penolong yang sepadan (penolong, bukan perongrong atau penodong). Sebagai teman pewaris dari kasih karunia ALLAH. Apabila salah satu pihak tidak berperan sesuai dengan fungsi ini atau melaksanakannya dengan tidak maksimal, dapat dipastikan kehidupan rumah tangga akan mengalami gangguan. 
Demikian juga Efesus 5:22-33 menyatakan bahwa suami harus mengasihi isteri dan isteri harus tunduk kepada suami. Seandainya suami tidak atau kurang mengasihi isteri dan isteri tidak mau atau kurang tunduk kepada suami dapat dipastikan akan muncul masalah dalam rumah tangga.

3. Menciptakan Kebersamaan. 

Kebersamaan sudah merupakan “barang langka” bagi sebagian besar keluarga, terlebih bagi mereka yang tinggal diperkotaan. Yang dimaksud dengan kebersamaan disini adalah meluangkan waktu yang berkualitas bersama dengan anggota keluarga (suami, isteri dan anak-anak). Berkualitas berarti memanfaatkan waktu secara maksimal tanpa diintervensi/diganggu oleh pekerjaan, atau kesibukan yang lain termasuk sibuk dengan gadget (hp/tablet/ipad) masing-masing.
Kebersamaan tidak bisa dicari, tapi harus diciptakan. Artinya harus ada komitmen yang kuat diantara anggota keluarga untuk memberi waktu khusus di tengah kesibukan masing-masing untuk bertemu, berkumpul dan melakukan aktivitas bersama.  “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” (Mazmur 133:1).

4. Miliki Keterampilan Menangani Masalah.

Tidak ada seorang pun / satu rumah tangga pun yang kebal terhadap masalah. Artinya masalah pasti akan datang kepada siapa saja. Kita mungkin tidak bisa terhindar dari masalah rumah tangga, tapi kita bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang datang tanpa menimbulkan masalah lain yang lebih besar. Untuk itu diperlukan keterampilan untuk menghadapi masalah. Beberapa hal sederhana yang perlu kita ingat adalah : Jangan mengambil keputusan saat kita sedang dalam keadaan marah/panas hati, serang/selesaikan masalahnya, jangan serang orangnya (pasangan atau anak anda), dalam setiap masalah ambil waktu untuk berdoa dan meminta petunjuk TUHAN. Jika anda dan pasangan merasa menemukan jalan buntu, mintalah hamba TUHAN untuk membimbing anda menemukan jalan keluar yang sesuai dengan FIRMAN TUHAN.
Dalam segala hal, pegang janji TUHAN ini: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)

sumber: GBI Tanjung Duren

Kasih Allah dan Keluarga



Segala sesuatu tanpa ada kasih akan jadi sebuah ritual bahkan akan membosankan. Jangan melakukan segala sesuatu dengan keterpaksaan. Oleh karena kasih maka kita dapat melakukan segala hal. Yesus menunjukkan kasih-Nya dengan datang ke dunia ini, mati di kayu salib dan bangkit dari orang mati. Oleh karena itu kita harus menjadi orang Kristen yang luar biasa dan melakukan banyak hal yang menyenangkan hati Tuhan. Percayalah bersama Tuhan kita bisa melakukan banyak hal.

Tadi saya bertemu dengan temen saya yang rumahnya letak dekat dengan saya dan dia menjadi kaget bahwa saya yang dulu ketika masih muda bandel sekarang menjadi istri dari seorang pendeta yang bernama Pdt. Jimmy Oentoro.

Allah dapat melakukan apa pun. Tahukah kamu bahwa itu jauh melebihi apa yang pernah kamu bayangkan atau tebak atau minta dalam mimpimu yang terliar sekalipun? Ketahuilah bahwa Allah sangat senang melakukan dan memberikan mimpi yang jauh melebihi dari yang kita pikirkan. Dan Allah ingin kita melakukan setiap mimpi yang kita dapat dari Tuhan.

Exceedingly, abundantly, above all we could ask or think. Hal inilah yang harus kita lakukan ketika kita menghadapi masalah.

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. 

Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). 

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.

Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya

"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkahwinan? Bagaimana saya dapat menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Setelah beberapa waktu, Plato kembali dengan membawa sebuah pohon.

Gurunya bertanya, "Apakah ini pohon yang tertinggi yang terdapat di hutan?"

Plato menjawab, "Sebenarnya tidak. Masih banyak lagi pohon yang lebih tinggi daripada yang kubawa ini."

"Lalu mengapa engkau membawa yang ini?" tanya Gurunya.

Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.

Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.

Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"


Efesus 6:1-4. Seringkali orang mengalami kekecewaan dalam cinta karena mereka melakukan segala sesuatu dengan terpaksa atau mereka mempunyai pemikiran yang berbeda seperti merubah orang lain atau meningkatkan kepercayaan diri agar tidak dibicarakan orang.

Para wanita ketahuilah bahwa kita jangan ingin mengubah suami kita. Hanya ada satu cara untuk dapat merubah suami kita adalah dengan kita sendiri dahulu berubah.

Ketahuilah bahwa kasih ilahi itu ada 4 dimensi yaitu tinggi karena tidak dapat diukur, panjang karena tidak ada akhirnya dari generasi ke generasi, dalam karena tidak dapat digoyahkan dan bisa membangun karakter, dan lebar karena tidak ada batasnya dan mewarnai dunia dan mengembangkan pengaruh.

Jemaat saya adalah anggota yang biasa-biasa saja tapi mereka mempunyai cara pandang yang berbeda. Kalau kita mendirikan gereja punyalah prinsip bukan untuk kesombongan tapi karena adanya kasih ilahi dalam diri kita.

Tuhan memberikan dominan dalam kita agar kita menguasai bumi. Dominan ini dapat berupa kuasa, mandat. Ketika Allah memberikan visi lakukanlah. Hanya satu hal yang dapat memberhentikan yaitu langit.

Tipe rumah yang dibangun diatas kasih Allah:
  1. Cintai pasangan Anda
  • Perlakukan pasangan anda sebagai hadiah yang paling luar biasa dari Tuhan.
Ketahuilah bahwa pernikahan adalah ide dari Tuhan. Oleh karena itulah banggalah akan dia, tunjukkan dia kemanapun kita berada seperti kita mempunyai 1 buah vas senilai 10 milliar pasti kita akan meletakkan vas tersebut  di tempat dimana orang ketika datang langsung melihat. Hal ini jugalah yang harus kita lakukan kepada pasangan kita. Kita harus bisa mengatakan perkataan yang positif tentang suami kita dan bersyukurlah akan pasangan kita walau mungkin dia banyak kekurangan namun pasangan kita adalah yang terbaik untuk kita.
Dulu ketika saya masih muda saya sangat tomboi dan tidak pernah make up. Ketika saya bertobat dan bertemu dengan pasangan saya, saya menjadi berubah karena saya ditegur oleh pasangan saya, dan saya diminta untuk berubah karena saya adalah wanita bukan pria. Jadi wanita rawatlah diri kita agar ketika suami kita membawa kita, suami kita bangga akan kita.
Perlakukan pasangan kita dengan semestinya. Para suami ketahuilah bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk dimana tugas para suami adalah untuk melindungi istri. Tulang rusuk itu dekat hati jadi para istri lindungilah hati suami kita.
Para suami percayalah kepada istri kita maka engkau akan mendapat banyak keuntungan. Istri yang baik adalah akan berbuat baik kepada suaminya dan tidak akan berbuat jahat sepanjang umur hidupnya. Tugas kita dalam rumah tangga adalah menciptakan damai sejahtera.
Wanita adalah Ezer Kenegdo, Life Saver. Contoh ketika sudah ada peringatan dalam kolam renang dan ada seorang anak yang nekad untuk cemplung ke kolam tersebut maka sebagai life saver kita berusaha menolong anak tersebut. Demikian juga sebagai istri sejelek apapun suami kita maka kita harus bisa membawa suami kita kehadapan Tuhan.
Kesaksian ada seorang istri yang mempunyai seorang suami yang sudah berkhianat kepada istrinya selama 40 tahun. Tapi istrinya begitu luar biasa ketika ditanya dia hanya katakan kalau bukan saya yang menolong suami saya siapa lagi yang akan menolong dia. Saya juga tahu bahwa kasih Tuhan akan saya sudah begitu luar biasa maka saya ingin menyalurkan kasih Tuhan kepada suami saya.
Sejelek apapun suami kita terus berikan kasih Allah kepada suami kita. Karena apapun yang kita tabur maka suatu saat pasti akan kita tuai.
  • Bangun pasangan kita dengan penerimaan, respect support, dan penghargaan pujian.
  • Kita harus bisa menerima segala kekuatan dan kelemahan pasangan kita. Contoh saya dari keluarga yang business woman maka saya terbiasa memerintah dan suami saya dari keluarga yang ibu rumah tangga maka suami saya terbiasa untuk dimanja. Dan 3 tahun perkawinan kami penuh dengan keributan. Tapi ketika suami saya bertobat maka dia berubah dan saya pun sadar bahwa saya juga harus berubah. 
  • Berhenti untuk mengubah pasangan kita. Jangan sampai kejelekkan pasangan kita membuat kita menjadi stress dan akhirnya bercerai. Contoh suami saya walau sudah saya sediakan dress basket  tapi tetap tidak dimasukkan pakaiannya yang kotor. Jadi saya belajar untuk menerima pasangan saya apa ada.
  • Hormati dan hargai suami kita. Suami kita dari kecil sudah terbiasa untuk menerima pujian jadi para istri belajarlah untuk memuji suami kita baik dengan perkataan maupun perbuatan seperti mencium suami kita sehari 3 kali.
  • Kasihilah dan lindungi istrimu dan ciptakan rasa aman dalam hidupnya. Hai para suami ketahuilah bahwa sangat penting bagi seorang istri untuk mendapatkan perlindungan. Contoh memeluk istri kita ketika kita tidur. Atau ketika kita lagi keluar kota atau negeri dan kita menyampaikan kata seperti I miss home and I miss you.

  • Keadaan rumah tangga kita sangat berpengaruh bagi produktivitas dan kreativitas. Jadi para istri hargai suami kita karena hal ini sangat mempengaruhi kehidupannya dan pekerjaannya.
  1. Cintai anak Anda
Berikan waktu yang terbaik untuk anak kita. Kalau kita sering keluar kota atau luar negeri maka ketika kita pulang maka kita harus bisa menyediakan waktu kita untuk anak kita. Jangan berikan hanya quality time but quantity time too.
 Kalau kita mempunyai anak laki-laki maka sebagai ayah, kita harus mulai belajar mendidik anak laki-laki kita dengan tanggung jawab dan ketika dia mengambil keputusan maka dia harus belajar bertanggung jawab atas setiap keputusan yang dia ambil. Jadi sebagai orang tua jadilah contoh bagi anak-anak kita dan apapun yang kita perkatakan kita harus belajar melakukannya. Kenapa? Karena anak-anak akan belajar dari setiap tingkah laku kita sebagai orang tua.
  1. Hormati orang tua Anda
Kita harus menghormati orang tua kita sejelek apapun mereka. Kalau orang tua kita jahat tapi kalau kita memberikan kasih kita maka orang tua kita akan menjadi lembut.

Aku berpikir hari ini dunia seperti jungkir balik dan sedang sangat menderita karena kurangnya kasih di dalam keluarga. Kita kurang menyediakan  waktu untuk anak-anak, untuk orang lain,sehingga tidak ada waktu untuk persekutuan bersama.

Kasih dimulai di rumah; kasih memberi kehidupan di dalam keluarga, itu sebabnya begitu banyak penderitaan dan ketidak bahagiaan di dunia hari ini...Saat ini setiap orang seperti selalu terburu-buru, selalu cemas untuk mengejar kekayaan sehingga orang tua kekurangan waktu untuk anak-anak. Demikian juga dengan Suami istri dirumah sehingga dunia mulai kehilangan damai sejahtera.

"Kemiskinan yang paling mengerikan adalah kesepian dan merasa tidak dikasihi."

Penyakit yang paling mengerikan hari ini bukanlah tebese atau lepra, tetapi perasaan tertolak

Lebih banyak kelaparan akan kasih dan penghargaan di dunia dari pada kelaparan perut.

Kita pikir kadang-kadang kemiskinan hanyalah masalah kelaparan, kekurang sandang dan papan. Kemiskinan karena penolakan dan kurangnya kasih serta perhatian adalah kemiskinan yang terbesar. Kita harus memulainya dari rumah untuk menanggulangi kemiskinan jenis ini.

Saya tidak begitu jelas bagaimana rupanya surga, tapi saya tahu pasti bahwa ketika kita meninggal dan tiba waktunya Allah menghakimi kita, Dia tidak akan bertanya barapa banyak perbuatan baik telah engkau lakukan sepanjang hidupmu?, tapi  Dia akan bertanya, barapa banyak kasih yang terkandung didalam perbuatan baikmu itu.


Menjadi, orang yang tertolak, kekurangan kasih dan perhatian, serta terlupakan oleh semua orang, Saya rasa hal itu adalah kelaparan terbesar, suatu kemiskinan yang lebih dahsyat dari pada orang yang tidak bisa makan.

Jangan berpikir bahwa kasih dalam arti yang sesungguhnya adalah perbuatan yang sangat luar biasa. Apa yang dibutuhkan adalah kita melakukan perbuatan kasih dengan tidak jemu-jemu

Setiap saat Anda tersenyum pada seseorang itu merupakan tindakan kasih, sebuah pemberian kepada orang tersebut,sesuatu yang indah.

Sejumlah perbuatan baik merupakan rangkaian kasih.

Pada akhir hidup kita, kita tidak akan dihakimi dengan berapa banyak ijazah yang kita miliki, berapa banyak uang yang kita punya, atau berapa banyak perbuatan besar yang telah kita lakukan. Kita akan dihakimi dengan kata-kata ini: Ketika AKU sedang lapar, engkau memberi-KU makanan. Ketika AKU telanjang, engkau memberi-KU pakaian. Ketika AKU tidak punya rumah, engkau membawa-KU kerumahmu.

Bila kita ingin surat cinta kita terbaca maka harus dikirim. Untuk membuat lentera tetap menyala, kita harus tetap menambahkan minyak kepadanya.

sumber: GBI Tanjung Durian

Hidup Bahagian Didalam Dia




Filipi 4:2-9

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Fil 4:7)

Pernyataan Rasul Paulus akan “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal” menunjukan sesungguhnya kita tidak akan mampu mengukur kebahagian sejati dengan apapun juga, entah itu kekayaan, kedudukan atau segala keberhasilan yang kita dapatkan.

Kebahagiaan yang dari Allah terlampau besar dan sulit dipahami dengan akal kita, namun Kebahagiaan itulah yang akan memelihara hati dan pikiran orang- orang percaya sehingga dalam keadaan apapun seharusnya damai sejahtera Allah tetap ada dalam hati dan pikiran kita.
Bagaimana kita dapat mencapai kebahagiaan seperti itu?

1. Sehati Sefikir

(Fil 4:2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Sehati sepikir akan membawa kita kepada damai sejahtera dan agar bisa sehati sepikir :
  • Harus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan (Fil 2:1), sebagai bukti kita hidup di dalam Kristus.
  • Harus mengenakan Pikiran Kristus (Fil 2:5) ~ persoalan dalam Gereja seringkali menjadi rumit karena kita bawa pikiran sendiri-sendri bukan pikiran Kristus sehingga mencuri kebahagiaan.
  • Mengenakan pikiran Kristus berarti merendahkan diri seorang akan yang lain seperti Kristus (Fil 2:6) dan memikirkan perkara yang di atas/kekal, bukan yang di bumi (Kol 3:2).
2. Tetap Bersukacita

(Fil 4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
  • Bersukacita senantiasa berarti tetap bersukacita dalam keadaan apapun.
  • Bersukacita karena kebaikan Tuhan ~ Setiap kita pasti akan berhadapan dengan situasi sulit namun kita tetap dapat bersukacita karena kita bersukacita bukan karena keadaan tetapi karena kebaikan Tuhan.
  • Seperti Raja Daud bersukacita dan tidak melupakan kebaikan Tuhan karena Tuhan yang mengampuni kesalahan, menyembuhkan penyakit,menebus dari kematian, memberi kasih setia dan rahmat dan yang memuaskan setiap kita (Maz 103:1-5)
3. Jangan Khuatir

(Fil 4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Terkadang sebagai manusia kita di kuasai oleh kekuatiran yang tidak beralasan bahkan tidak terbukti sama sekali hal tersebut tentunya akan mencuri damai sejahtera kita, oleh karena itu kita harus dapat mengalahkan rasa kuatir seperti itu agar beroleh kebahagiaan.
  • Kekuatiran menunjukan kita tidak mantap mempercayai Tuhan, pikiran kita bercabang antara Tuhan dengan yang lain.
  • Kekuatiran akan mengerogoti pikiran dan iman kita sehingga membuat kita tidak bertumbuh, sama seperti benih yang ditaburkan di tengah semak duri (Mat 13:22)
  • Kekuatiran membuat kita tidak akan beroleh apa-apa dari Tuhan (Yak 1:7)
Karena itu agar memperoleh kebahagiaan kita harus membuang rasa kuatir yang tak beralasan dan mengisi pikiran kita dengan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji… (Fil 4:8).

Erti Keluarga Bahagian




"Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." Jadi tinggallah Ishak di Gerar. Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: "Dia saudaraku," sebab ia takut mengatakan: "Ia isteriku," karena pikirnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka, sebab elok parasnya." Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya"  (Kej. 26:1-8).

Setiap keluarga pasti memiliki harapan untuk mempunyai keluarga yang bahagia. Hubungan suami isteri juga anak dan orang tua menginginkan suatu hubungan yang bahagia dan harmonis.

Seperti apakah Keluarga yang Bahagia menurut Firman Tuhan :

1. Keluarga yang Bahagia bukanlah Keluarga yang tidak ada Masalah 

Kebahagiaan bukanlah ditentukan dengan situasi dan keadaan yang ada diluar tetapi kebahagiaan itu ditentukan dari dalam hati kita. Ishak mengalami situasi dan keadaan kelaparan pada saat itu tetapi bukan bererti itu menjadi suatu alasan untuk tidak bahagia.

Firman Tuhan berkata, Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu. Maz. 34:20.

Mengapa Tuhan mengizinkan permasalahan itu ada didalam kehidupan kita? Karena pada saat kita mengalami permasalahan justru disaat itulah kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan sehingga pada masa kesukaran itulah karakter dan respon kita terbentuk. Karena pada saat kita mengalami permasalahan Tangan Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Jangan pernah berfokus kepada masalah tetapi fokuslah kepada Tuhan kita yang lebih besar dari masalah itu

2. Keluarga yang Bahagia adalah Keluarga yang Tetap menjaga Kemesraan Rumah Tangga

Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: "Sesungguhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?" Jawab Ishak kepadanya: "Karena pikirku: Jangan-jangan aku mati karena dia." Tetapi Abimelekh berkata: "Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu, sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami." Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "Siapa yang mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati." (Kej.26:9-11).

Ishak tetap bermesraan dengan Ribka walaupun ada dalam keadaan kelaparan dan permasalahan. Jadi kebahagiaan itu bukanlah ditentukan oleh situasi masa yang sulit tetapi keadaan dalam hati yang benar, terselesaikan dan baik. Oleh sebab itu jagalah kemesraan dalam rumah tangga walaupun usia pernikahan Ishak sudah berumur 35 th. 

3. Keluarga yang Bahagia adalah Keluarga yang Tetap Menabur Sekalipun ditengah Situasi yang Sulit 

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN (Kej. 26:12).

Tetaplah menabur.

Ada 5 bahasa kasih dalam hidup ini iaitu:

a. Tetap perkatakan yang positif yang mendukung bagi keluarga

b. Mempunyai waktu yang berkualitas bagi keluarga

c. Memberi yang terbaik bagi Keluarga

d. Sentuhan yang berarti bagi keluarga

e. Melayani keluarga dengan kasih

4. Keluarga yang Bahagia adalah Keluarga yang Suka Kedamaian 

Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini." (Kej.26:19-22) 

5. Keluarga yang Bahagia adalah Keluarga yang tidak menjauh dari Tuhan 

Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.(Kej.26:25).

Bawalah keluarga kita terus beribadah kepada Tuhan. Disiplinkan keluarga kita dengan no Bible no Breakfast. Terus bangun keluarga kita menjadi keluarga yang harmonis dan takut akan Tuhan, hidup benar dimata Tuhan maka kita akan mengalami kebahagiaan dalam keluarga kita…Amin

gbi PRJ

Keluarga Berbulan Madu





Setiap pasangan yang berkahwin, pasti inginkan kemanisan yang berpanjangan dalam rumahtangga yang dibinanya. Persefahaman dan sikap toleransi antara suami isteri amat penting dalam memastikan kerukunan di dalam sesebuah rumahtangga.

Pelbagai masalah akan timbul baik dari segi kewangan, cara kehidupan, dan sebagainya.
Tetapi setiap pasangan haruslah bersikap terbuka dan menerima segala perubahan dengan positif.

Bagi mengekalkan kemanisan tersebut, anda boleh cuba mengamalkan sepuluh tips berikut:

1. Ciuman - Mulakan setiap hari baru anda dengan ciuman. Ciuman merupakan hadiah yang paling berharga untuk dihadiahkan kepada pasangan anda. Dengan ciuman anda akan rasa dihargai oleh pasangan anda.

2. Cincin perkahwinan - Pakailah cincin perkahwinan anda setiap masa. Anda akan berasa dekat dengan pasangan anda setiap kali melihat cincin tersebut.

3. Makan malam atau bercuti- Rancangkan makan malam atau bercuti ke tempat-tempat menarik bersama pasangan anda, sekurang-kurangnya sebulan sekali, bagi merapatkan lagi hubungan anda suami isteri.

4. Perubahan - Setiap mereka yang mendirikan rumahtangga pasti akan mengalami perubahan dari segi fizikal dan mental. Ini kerana mereka akan terikat dengan ibubapa, isteri, anak-anak, masalah kewangan, kerja dan sebagainya. Oleh itu anda perlu menerima dengan positif perubahan tersebut.

5. Adab - Dalam menjaga keharmonian berumahtangga, anda harus beradab (menghormati) pasangan anda. Adab itu perlulah dijaga, supaya tidak menyakiti hati pasangan anda.

6. Lemah-lembut dan berbudi bahasa - Bagi kaum isteri, berlemah-lembutlah dalam perbuatan dan berbudi bahasalah dalam percakapan. Suara dan kata-kata yang lembut akan membuatkan suami anda rasa disayangi.

7. Hadiah - Berikan hadiah kepada pasangan anda sewaktu hari-hari pentingnya, seperti hari lahirnya, valentine, hari ulangtahun perkahwinan dan sebagainya. Apabila anda menghadiahkan sesuatu pada hari bermakna pasangan anda, mereka akan merasakan anda sentiasa mengingati hari tersebut.

8. Senyum - Kata orang senyum itu sedekah, jadi tidak ada salahnya jika anda tersenyum pada pasangan anda setiap hari, bagi menyatakan rasa kasih dan sayang anda kepadanya.

9. Sentuhan - Sentuhan boleh menyatakan perasaan anda kepada pasangan anda. Jika anda tidak dapat meluahkan perasaan sayang anda dengan perkataan, luahkan dengan sentuhan. Pasti pasangan anda akan memahaminya.

10. Impian - Setiap orang ada impiannya, begitu juga bagi mereka yang telah berumahtangga, pasti ada impian yang masih belum tertunai. Ceritakan impian anda kepada pasangan anda, supaya dia dapat membantu anda dalam mencapai impian tersebut.Anda pasti ingin dihargai dan menghargai.

Parenting in The Bible

Proverbs 22:6 

Train up a child in the way he should go; even when he is old he will not depart from it.

Ephesians 6:4 

Fathers, do not provoke your children to anger, but bring them up in the discipline and instruction of the Lord.

Proverbs 29:15 

The rod and reproof give wisdom, but a child left to himself brings shame to his mother.

Proverbs 13:24 

Whoever spares the rod hates his son, but he who loves him is diligent to discipline him.

Psalm 127:3 

Behold, children are a heritage from the Lord, the fruit of the womb a reward.

Colossians 3:21 

Fathers, do not provoke your children, lest they become discouraged.

Titus 2:7 

Show yourself in all respects to be a model of good works, and in your teaching show integrity, dignity,

Deuteronomy 6:6-9 

And these words that I command you today shall be on your heart. You shall teach them diligently to your children, and shall talk of them when you sit in your house, and when you walk by the way, and when you lie down, and when you rise. You shall bind them as a sign on your hand, and they shall be as frontlets between your eyes. You shall write them on the doorposts of your house and on your gates.

Proverbs 1:8-9 

Hear, my son, your father's instruction, and forsake not your mother's teaching, for they are a graceful garland for your head and pendants for your neck.

Proverbs 29:17 

Discipline your son, and he will give you rest; he will give delight to your heart.

Proverbs 23:13 

Do not withhold discipline from a child; if you strike him with a rod, he will not die.

1 Peter 5:3 

Not domineering over those in your charge, but being examples to the flock.

Proverbs 19:18-19 

Discipline your son, for there is hope; do not set your heart on putting him to death. A man of great wrath will pay the penalty, for if you deliver him, you will only have to do it again.

Psalm 119:1 

Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord!

Proverbs 19:18 

Discipline your son, for there is hope; do not set your heart on putting him to death.

Hebrews 12:7-11 

It is for discipline that you have to endure. God is treating you as sons. For what son is there whom his father does not discipline? If you are left without discipline, in which all have participated, then you are illegitimate children and not sons. Besides this, we have had earthly fathers who disciplined us and we respected them. Shall we not much more be subject to the Father of spirits and live? For they disciplined us for a short time as it seemed best to them, but he disciplines us for our good, that we may share his holiness. For the moment all discipline seems painful rather than pleasant, but later it yields the peaceful fruit of righteousness to those who have been trained by it.

Luke 1:17 

And he will go before him in the spirit and power of Elijah, to turn the hearts of the fathers to the children, and the disobedient to the wisdom of the just, to make ready for the Lord a people prepared.”