Turning the Heart of The Father



“dan ia akan berjalan mendahului TUHAN dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya,...” ~ Lukas 1:17

Salah satu pesan TUHAN yang kuat yang disampaikan oleh Gembala Pembina kita adalah bahwa kita, Gereja-NYA akan dipakai TUHAN seperti halnya Yohanes Pembaptis. Salah satu tugas Yohanes Pembaptis adalah membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya. Sederhananya adalah tentang pemulihan keluarga.  Tidak dapat kita pungkiri melihat kenyataan yang ada di hadapan kita di hari-hari terakhir ini. Berapa banyak kita jumpai pasangan suami-isteri yang “bermasalah” datang konseling ke Gereja dengan maksud ingin bercerai. Belum lagi mereka yang berupaya menyelesaikan sendiri melalui pengadilan tanpa minta bimbingan dari hamba TUHAN, karena mereka sudah yakin bahwa perceraian adalah satu-satunya jalan keluar dari penyelesaian masalah rumah tangga yang mereka hadapi. Masalah yang sering kita jumpai adalah kasus perselingkuhan, perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pasangannya serta anak mereka.
TUHAN mau pakai kita gereja-NYA untuk memulihkan keluarga-keluarga, untuk itu kita harus memastikan bahwa keluarga kita tetap dalam keadaan harmonis dan romantis.  Bagaimana kita dapat memelihara rumah tangga yang harmonis?

1. Menjadikan TUHAN YESUS sebagai Yang Terutama.

Kasih KRISTUS adalah dasar yang kuat untuk membangun kehidupan rumah tangga/keluarga. Firman TUHAN dalam Mazmur 127:1 berkata “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya”. TUHAN YESUS harus menjadi yang terutama dalam hidup keluarga kita, bukan yang lain. Jika kita membuka pintu dan ‘mengijinkan’ TUHAN hadir dalam rumah tangga kita, maka kasih-NYA senantiasa menyelimuti dan memelihara kehidupan rumah tangga kita.  Bukti kalau kita menjadikan TUHAN YESUS yang terutama adalah dengan membangun mezbah keluarga, senantiasa menciptakan atmosfir doa, pujian dan penyembahan di dalam rumah tangga kita.

2. Masing-Masing Anggota Keluarga melaksanakan perannya sesuai dengan FIRMAN TUHAN.

FIRMAN TUHAN dengan tegas dan jelas mengatur peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga. Dimana suami adalah kepala rumah tangga, sebagai pemimpin rumah tangga yang seharusnya berperan sebagai imam (memimpin ibadah), raja (membuat keputusan dan menjamin kesejahteraan dan keamanan keluarga) serta nabi (menyampaikan pesan TUHAN). Sedangkan isteri berperan sebagai penolong yang sepadan (penolong, bukan perongrong atau penodong). Sebagai teman pewaris dari kasih karunia ALLAH. Apabila salah satu pihak tidak berperan sesuai dengan fungsi ini atau melaksanakannya dengan tidak maksimal, dapat dipastikan kehidupan rumah tangga akan mengalami gangguan. 
Demikian juga Efesus 5:22-33 menyatakan bahwa suami harus mengasihi isteri dan isteri harus tunduk kepada suami. Seandainya suami tidak atau kurang mengasihi isteri dan isteri tidak mau atau kurang tunduk kepada suami dapat dipastikan akan muncul masalah dalam rumah tangga.

3. Menciptakan Kebersamaan. 

Kebersamaan sudah merupakan “barang langka” bagi sebagian besar keluarga, terlebih bagi mereka yang tinggal diperkotaan. Yang dimaksud dengan kebersamaan disini adalah meluangkan waktu yang berkualitas bersama dengan anggota keluarga (suami, isteri dan anak-anak). Berkualitas berarti memanfaatkan waktu secara maksimal tanpa diintervensi/diganggu oleh pekerjaan, atau kesibukan yang lain termasuk sibuk dengan gadget (hp/tablet/ipad) masing-masing.
Kebersamaan tidak bisa dicari, tapi harus diciptakan. Artinya harus ada komitmen yang kuat diantara anggota keluarga untuk memberi waktu khusus di tengah kesibukan masing-masing untuk bertemu, berkumpul dan melakukan aktivitas bersama.  “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” (Mazmur 133:1).

4. Miliki Keterampilan Menangani Masalah.

Tidak ada seorang pun / satu rumah tangga pun yang kebal terhadap masalah. Artinya masalah pasti akan datang kepada siapa saja. Kita mungkin tidak bisa terhindar dari masalah rumah tangga, tapi kita bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang datang tanpa menimbulkan masalah lain yang lebih besar. Untuk itu diperlukan keterampilan untuk menghadapi masalah. Beberapa hal sederhana yang perlu kita ingat adalah : Jangan mengambil keputusan saat kita sedang dalam keadaan marah/panas hati, serang/selesaikan masalahnya, jangan serang orangnya (pasangan atau anak anda), dalam setiap masalah ambil waktu untuk berdoa dan meminta petunjuk TUHAN. Jika anda dan pasangan merasa menemukan jalan buntu, mintalah hamba TUHAN untuk membimbing anda menemukan jalan keluar yang sesuai dengan FIRMAN TUHAN.
Dalam segala hal, pegang janji TUHAN ini: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)

sumber: GBI Tanjung Duren